Orang tampak berlalu lalang di sekitar jalan kecil di belakang kampus. Riuh ramai suara kendaraan sudah menjadi sarapan sehari-hari para pejalan kaki. Ada yang masih duduk dengan sarapannya, ada yang masih mlungker dengan mimpinya, ada yang sedang berlari-lari kecil, ada pula yang sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatu.
Sambil menatap keluar warung, saya mencoba menyeruput teh anget buatan ibu warung yang sotonya terkenal enak itu. Dari dalam, saya mencoba melihat keluar dan nampak beberapa kegiatan sehari-hari masih seperti biasanya. ada yang bergegas beraktivitas, ada yang sengaja mengulur waktu, ada yang yang sengaja memang terlambat, ada pula yang sengaja tidak terlambat.
lalu tiba-tiba, seorang nenek-nenek datang menghampiri warung. Dalam benak saya kemudian terlintas sedikit pikiran buruk. "Kok jam segini pengemis sudah berangkat ya..", begitu pikir saya dalam hati, dengan sedikit memalingkan muka saya mencoba untuk tidak memperhatikan nenek tersebut. Namun bukan permintaan meminta uang yang saya temui, si nenek itu terlihat begitu akrab dengan si ibu penjaga warung. Terlihat keriput dan ompong giginya menandakan lebih dari 75 tahun dia mengarungi samudra kehidupan. Dengan akrab si nenek ini mengobrol dengan ibu tersebut, dan tak beberapa lama nenek itu pergi meninggalkan warung.
Rasa penasaran saya bangkit, saya mencoba untuk bertanya dengan ibu penjaga warung tersebut.
Memang saya tak mendapat nama si nenek tersebut. karena dia hanya seorang buruh panggul dan buruh kerok di sebuah pasar. umurnya sekitar 90 tahun, dan beliau masih terlihat segar bugar berjalan menyusuri jalan untuk kehidupan. baginya tak ada berhenti. meski tua, beliau akan selalu berusaha. memang penghasilan beliau tak seberapa. tak terlihat selendang mewah melilit tubuh beliau. Beliau hanya tahu, dia harus berusaha. dengan begitu, beliau tak mau menyia-nyiakan hidupnya.
Sejenak saya tertegun. Memang orang tua selalu lebih bisa dihargai karena pengalamannya. saya tak tahu apa yang sudah saya lakukan. saya mencoba untuk menenangkan hati dan pikiran. menata kembali hati saya karena telah berfikiran buruk tadi.
Apa yang sudah saya lakukan?
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, serta saling berpesan dengan kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran." Al-Ashr. 1-3
Begitulah Tuhan berjanji pada waktu dan pada manusia.
wallahu alam bishawab.
No comments:
Post a Comment