Dulu, ketika kami masih disini. Menggapai sebuah harapan. untuk masa depan. Terkadang kami bingung harus dengan siapa. Kami harus mandiri. Harus mampu tanpa orang tua. Kami berusaha. Kami yakin. Dan kami dapatkan yang kami mau. Teruslah berusaha. Jangan menyerah. Menyerah hanya untuk mereka yang tak mampu melakukan apapun dan itu adalah perbuatan seorang pecundang. Apa kalian mau menjadi seorang pecundang?. Wujudkan mimpi kalian. Karena hidup hanya sekali dan waktu takkan kembali. Berusaha keras dan tetap bermimpi dan wujudkan mimpi itu.
Sesuatu yang besar berasal dari mimpi. Dulu, manusia bermimpi agar bisa terbang di langit. Dan hasilnya, mereka mampu terbang di langit, bahkan tak cuma itu. Mereka mampu terbang ke bulan.
Teman…
Yakinkan pada dirimu, memang, tak ada yang mudah. Tapi, tak ada yang tak mungkin kan?. Percayalah, jika kau mempunyai niat, tekad, dan ketekunan. Kau akan mendapatkannya.
Meski berkali-kali gagal, janganlah mudah untuk menyerah. Sudah kubilang, menyerah hanya untuk seorang pecundang.
Bahkan seorang Edison harus gagal seribu kali untuk dapat menyempurnakan bola lampunya. Seribu kali percobaan, ia terus mencoba. Tak pernah takut gagal. Karena dengan kegagalan kita belajar, bukan itu jalan yang menuju keberhasilan. Hasilnya, ia mampu menemukan jalan keberhasilannya dari sesuatu yang tak pernah ia duga, sesuatu yang sangat sederhana. Sebuah bola lampu yang mampu menyala selama 12 detik dengan bulu rambut janggut temannya. Sebelum berpikir ke sana, ia berputar-putar ke seluruh dunia. Dan hasilnya nihil… tapi, berawal dari suatu keisengan. Ia mencoba, dan berhasil. Bukan berarti ketika kau gagal, jalan keberhasilan tertutup selamanya. Jalan keberhasilan ada bersama mereka yang tak pernah mau menyerah.
Pasti kemudian ada yang bilang “kami tak mungkin berhasil, kami inin hanya oirang bodoh”, …
Keberhasilan tak butuh kepandaian. Keberhasilan itu butuh kecerdasan.
Bahkan seorang Einstein pun pernah dianggap bodoh. Guru, teman, dan setiap orang selalu memandang Einstein sebagai orang yang bodoh dan selalu banyak bertanya. Bahkan dianggap tak mampu mengerti apapun. Bahkan guru Einstein mengatakan “ Kau takkan pernah jadi apa-apa”. Sebuah perkataan yang mungkin bagi sebagian orang akan membuatnya putus asa. Tapi tidak bagi Einstein.keingintahuannya yang besar mendorongnya untuk kembali belajar. Ketika ia dikeluarkan dari sekolah, ia mulai belajar kembali. Ketika teman-temannya belajar di kelas. Ia belajar di luar ruang kelas. Memandang papan tulis guru dari jendela luar kelasnya. Ia menulis yang ia bisa. Ia kerjakan yang ia bisa dan ia harus bisa. Karena tak mungkin ia bertanya pada guru, karena ia tak lagi murid di sekolah itu. Ia tak menyerah untuk berusaha. Sampai akhirnya, ia menjadi profesor terkenal yang diakui keberadaannya di seluruh dunia. Setiap ilmuwan di dunia pasti mengenalnya. Setiap sejarawan dunia juga pasti juga mengetahuinya. Negara manapun pasti mengenalnya. Anak-anak sekolahpun, pasti juga mengenal seorang Einstein yang dulu dianggap bodoh dan dikeluarkan dari sekolah hanya karena ia terlalu banyak bertanya dan ingin tahu. Itu memang Einstein. Mungkin tak pernah ada yang menyangka jikalau sebenarnya Einstein seperti itu. Mungkin mereka menganggap, Einstein pintar sedari kecil sama seperti Newton. Tapi itulah realita. Anda mungkin tak percaya. Tapi sesuatu yang tak mungkin akan menjadi mungkin dengan kerja keras dan kemauan. Dan anda tahu berapa persen otak Einstein yang ia gunakan selama hidup?. 5%, ya benar, hanya 5% dari kemampuan otaknya yang ia gunakan selama hidupnya. Dan ia menjadi ilmuwan paling terkenal di dunia. Dan menjadi seseorang yang berjasa dan ilmuwan tersadis di dunia.
Sekelumit kisah tadi, saya harap menginspirasi anda semua. Bukan berarti anda bodoh. Keberhasilan tertutup untuk anda. Jalan keberhasilan anda, akan anda temukan justru berada di dekat anda. Ketika anda tak menyadarinya. Ketika anda terus berusaha jalan itu akan ada untuk anda.
No comments:
Post a Comment