Berbeda.
apa yang terlintas di pikiran anda jika anda mendengar kata ini?. atau mungkin anda pernah dikatakan orang seperti ini? kata yang mungkin bagi sebagian orang merupakan suatu 'judge' dimana orang tersebut tak bisa memasuki suatu kelompok tertentu. Suatu kelompok yang mayoritas individunya menyukai keseragaman. Pada pandangan mereka, “berbeda” adalah kata yang tabu. Mereka lebih menyukai suatu keseragaman agar lebih mudah menentukan pandangan maupun konsep dasar dan budaya mereka. Perbedaan akan membuat mereka sulit mengontrol perubahan maupun jalan pikiran dari masing-masing individu tersebut. Dalam komunitas yang bisa disebut “homogen” tersebut, individu dari komunitas tersebut jarang sekali melakukan perubahan ataupun pemberontak di dalamnya. Karena mereka lebih nyaman tinggal dengan orang-orang yang mempunyai pandangan sama dengan yang lainnya.
Akan berbeda ketika memasuki lingkungan yang plural. Anda akan menemukan berbagai macam orang,berbagai macam jenis sifat, berbagai macam jenis pekerjaan, berbagai macam jenis pandangan. Masyarakat yang berada pada tempat plural umumnya bisa menempatkan diri dan mampu beradaptasi terhadap lingkungannya. Lingkungan yang plural memiliki berbagai macam anggota individu yang dari baik-baik, sampai yang bisa dibilang nyeleneh. Mungkin akan terjadi banyak kendala dalam penyelenggaraan suasana kondusif dalam lingkungan tersebut. Hal ini dikarenakan antara individu yang satu dan yang lain mempunyai pandangan yang berbeda dari yang lain.
Saya akan bercerita sedikit
Pada suatu taman, terdapat bunga-bunga yang mempunyai warna dan bentuk yang menarik. Bunga-bunga tersebut sudah mengelompok pada masing-masing jenisnya. Misalkan bunga mawar merah akan berkumpul dengan bunga warna merah. Bunga tulip juga hanya akan berkumpul dengan bunga tulip. Bunga-bunga tersebut hanya mengenal kelompok mereka saja. Padahal mereka pada suatu taman yang sama. Mereka hanya akan bernyanyi dan bercerita pada kelompok mereka. Mereka tidak mau melihat kelompok bunga yang lain yang juga berada di taman tersebut. Mereka seakan-akan hidup sendiri dalam taman tersebut. Bunga-bunga itu selalu berpikir kelompok merekalah yang mempunyai mahkota yang terbaik. Mempunyai bau yang paling harum. Atau mungkin mempunyai bunga yang paling besar. Semua terlarut dalam ego masing-masing.
Pada suatu ketika di taman itu. Tumbuhlah bunga mawar dengan warna kuning mirip bunga tulip dan bunga tersebut tumbuh di sekumpulan bunga warna merah. spontan saja bunga-bunga yang tinggal dan tumbuh di taman tersebut terkejut. Mereka shock dan heran, kenapa ada bunga yang begitu mencolok warnanya di antara sekumpulan bunga mawar merah. banyak bunga yang heran, terutama kumpulan bunga mawar itu sendiri. Banyak dari mereka mencibir dan mulai menjauhi bunga “aneh” itu. Mereka menganggap bunga itu adalah kutukan. Mereka tidak mau dekat-dekat dengan kutukan itu. Mereka takut mendapat kutukan serupa sehingga mereka dijauhi oleh bunga-bunga yang lain.
Si bunga mawar kuning ini bersedih hati. Dia tak mampu berbuat apa-apa. Dari jenisnya sendiri tak mau menerima keadaannya yang seperti itu. Dan bunga tulip yang mempunyai warna serupa pun juga tak mau menerima. Karena saking sedihnya, ia selalu berdo’a kepada Tuhan agar dia dijadikan sama seperti yang lain. Berwarna merah dan tidak dijauhi dari kumpulan bunganya. Ia berdo’a tiap hari, berdo’a tiap malam, berdo’a memohon permintaannya. Dan Tuhan pun sekiranya menjawab.
Suatu malam, datanglah seekor lebah. Lebah ini kelaparan dia mencari-cari bunga untuk dihisap madunya. Dia melihat sekumpulan bunga mawar. Akan tetapi semua bunga mawar tersebut sedang tertidur lelap. Dan yang tertinggal hanya bunga mawar kuning yang masih berdo’a. Lebah itu berkata pada mawar.
“boleh aku minta madunya sedikit saja, aku lapar?” pinta lebah pada mawar kuning.
Mawar kuning berhenti sejenak dari do’anya.
“silahkan, tidak apa-apa kok”, jawab mawar kuning sembari meneruskan do’anya tadi.
Lalu lebah meminum madu mawar kuning untuk menghilangkan laparnya. Selesai meminum ia masih sempat bercakap-cakap dengan mawar kuning.
“kenapa kau belum tidur di malam yang selarut ini.?” Tanya lebah.
“aku hanya sedang memohon kepada Tuhan agar aku bisa menjadi mawar merah.” jawab mawar kuning.
“Kenapa kau menginginkan hal tersebut?bukankah warna kuningmu indah” tanya lebah lagi.
“karena aku tak sama dengan yang lain, dan aku menjadi sama seperti yang lain.”
“kenapa kau harus sama seperti yang lain. Kau bisa menjadi berbeda, kenapa harus sama. Dengarkan aku, Tuhan tak menciptakan sesuatu dengan sia-sia kawan. Mungkin kau memang berbeda. Tapi itulah yang membuatmu berbeda. Dan itulah yang membuatmu lain dan menarik” kata lebah sambil terbang pergi.
Mawar kuning itu agak terhenyak, lalu ia sadar. Tuhan tak menciptakan sesuatu yang tak berguna.
Lalu mawar itu tidur, menyudahi do’anya sambil berkata “terima kasih Tuhan, Engkau memang Maha Pemberi Jawaban”.
Esoknya, ia tak lagi murung seperti dahulu. Ia lebih ceria, ia lebih percaya diri. Ia tak sedih lagi karena berbeda.
Pada suatu hari, datanglah seorang manusia ke taman tersebut. Ia melihat bermacam-macam bunga. Ia melihat tulip, mawar, melati dan masih banyak lagi. Kemudian ia melihat hal aneh. Ia melihat di sekumpulan mawar. Ia melihat dari mawar yang merah tampak satu yang kelihatan berbeda. Yakni mawar kuning tersebut. Ia tertarik dengan mawar kuning tersebut. Ia lihat, bagaimana mungkin mawar ini tumbuh berbeda dari yang lain.
Lalu manusia tersebut membawanya pulang ke rumah. Dia menceritakan pengalamannya pada yang lain ketika ia menemukan mawar kuning tersebut. Ia ceritakan pada orang lain, dan orang lain pun bercerita kepada yang lainnya. Akhirnya cerita tentang mawar kuning yang tumbuh diantara mawar merah itu terkenal sampai kemana-mana. Mawar tersebut dipamerkan ke berbagai kota di dunia dan menjadi terkenal. Mawar kuning itu bisa melihat berbagai macam dunia dan bertemu dengan bunga-bunga lain yang beragam dan bisa menghormatinya.
No comments:
Post a Comment