Tuesday, October 11, 2011

Bunda dan Seorang Putra.

di Suatu rumah kecil, terdapat sebuah keluarga sederhana. di dalamnya terdapat ayah, ibu dan seorang anak. setiap hari si anak kecil tersebut selalu giat dan rajin. pernah suatu hari ibunya bertanya pada anaknya.
"adek, nanti cita-citanya mau jadi apa?"
"adek pengen jadi profesor bunda, pengen bisa belajar terus biar tahu segalanya"
"nah, cita-cita tu gag gampang lho, nah gini, bunda punya permainan. apapun yang adek inginkan, tulis di suatu kertas, dan kemudian tempel. ntar, tiap satu keinginan yang jadi kenyataan, ambil kertasnya tadi trus kasihin ke Bunda, bunda ada hadiah buat anak bunda tercinta ini kalau bisa mewujudkannya"
"bener bunda? janji ya"
"iyah"
"bunda juga gitu, bunda juga bikin impian bunda. dan bunda tempel, ntar kalau bunda bisa wujudkan impian bunda, adek juga harus bisa ya"
"iya bunda"
dan seorang anak itu memeluk ibunya dengan sangat erat. segera setelah itu, sang ibu menuliskan sesuatu pada kertasnya yang tertulis "bunda pengen naik haji". anak tersebut melihatnya. dan kemudian menirunya.
lalu si anak pergi ke kamar dan menuliskan semua impiannya dan ia tempelkan di dinding kamarnya, begitu banyak cita-citanya sampai hampir separuh dinding tertempeli dengan kertasnya.

tahun, tahun berlalu. dan sebuah kertas bertuliskan "aku ingin pergi ke paris" itupun sudah tak tertempel lagi di dinding kamarnya.

si anak itu kembali dari perantauannya. terlihat suasana yang agak ramai di rumahnya. berlalu lalang orang-orang di rumahnya, para tetangga dan sanak saudara.
si anak masuk ke kamarnya. masih terlihat memori ketika dia meninggalkan kamarnya beberapa bulan kemaren. pandangannya hanya tertuju pada secarik kertas yang masih menempel di dinding. "aku ingin bisa membuat ibu naik haji ^_^ " begitu tulisannya. sambil menangis ia mengambil tulisan tersebut. air matanya tak terbendung. sambil membawa secarik kertas tersebut ia ke ruang tengah di mana orang-orang berkumpul. "bunda, tahu tidak? waktu aku terakhir di sini, di kamarku hanya tinggal 2 kertas yang masih tertempel. yang satu tulisannya "aku ingin pergi ke perancis dan yang satunya masih aku pegang. tahu gag bunda, ketika kertas yang pertama aku ambil dari dinding, aku ingin hadiah dari bunda adalah bunda selalu sehat dan bugar sehingga aku bisa mengambil kertas yang terakhir dan aku ingin hadiah yang terakhirnya adalah agar bunda bisa ke tempat di mana bunda ingin pergi ke sana. maafkan putramu ini yang tak bisa memenuhi mimpi terakhirnya bunda, maafkan aku bunda". derai air mata membasahi kain putih yang membungkus bundanya. mimpi terakhirnya tak tersampaikan lagi. sayup-sayup senja mulai meredup. dan mendung memayungi. rintik hujan mengiringi seorang anak menemani bundanya menuju persinggahan terakhir.



sudahkah kita membahagiakan orang tua kita????
buat mereka tersenyum sekali saja. dan kebahagiaan akan menghampiri anda.

1 comment:

  1. mungkin saya belum bisa membahagiakan orang tua dari segi materi, akan tetapi bagi mama saya sendiri bukanlah materi yang menjadi tolok ukur kebahagiaan. baginya, anaknya sukses berarti sudah membuat ia bahagia.
    salam kenal

    ReplyDelete