Appearance
“Selama enak dipandang, ya bakalan enak di hati.”
Begitu ungkapan yang ada. Menggunakan kata sederhana, enak
di dengar, dan bermakna mendalam. Hasyaaah…..
Coba kita telisik lebih jauh sebenarnya maksud ungkapan ini.
Sedikit banyak adalah tentang memperlakukan penglihatan sebagai indera utama di
atas indera lainnya. Wajar memang jika seperti itu. Karena bisa dikatakan,
mungkin orang akan memilih tetap bisa melihat daripada yang lain.
Penampilan luar menjadi daya tarik pertama bagi orang. Siapa
sih yang nggak jatuh hati ketika ada wanita cantik lewat dengan kelembutan
pandangannya. Menundukkan hati. Hohohoooo. Itu hanya perumpamaan, yang mana
pada intinya adalah bagi siapapun pandangan adalah hal yang mempunyai nilai
yang tinggi dibanding sense yang lain.
Kadangkala hanya dengan melihat sudah mewakili sense
keseluruhan. Meski 2 mata mempunyai jumlah yang sama dengan 2 telinga, tapi
sense yang dihasilkan sudah sangat berbeda.
Apa yang kita lihat, terkadang berbeda hasilnya dengan apa
yang kita dengar. So, that’s why pandangan menjadi salah satu hal yang penting.
Kalau dianalogikan juga bisa ternyata, pandangan. Vision. Sebuah
tatapan masa depan. Sebuah keinginan, sebuah cita-cita, sebuah idealisme. Terdapat
pada vision.
Tapi bakalan melenceng jauh dari tema nanti kalau saya
tuliskan. Hehehehe.
It’s all about appearance. Penampilan itu segalanya bagi
orang perfeksionis. Bagi orang sederhana, penampilan itu cukup dengan tidak
merusak kesopanan dan enak dipandang.
Secara Rasulullah saja menyarankan untuk memakai yang pantas
kan? So, apa yang salah dengan memperhatikan penampilan. Nggak ada yang salah
kok. Nggak pernah ada yang salah. Hanya jangan terlalu terpaku pada penampilan
hingga lupa pada kontennya.
Ya begitulah manusia. Terlalu sibuk pada penampilan dan
kemudian mengabaikan konten. Tak terkecuali penulis sendiri *buka aib.
Pernah suatu ketika diminta membuat sistem informasi. Bisa dibilang
sistem informasi sederhana. Dan anda tahu, waktu yang terbesar digunakan untuk
membuat css dan juga appearance khusus untuk sistem informasi tersebut hingga
lupa sistem utamanya terbengkalai secara jauh.
Fiiiuuuuuh….
Jadi mengerikan kalo bicara penampilan ya. Tanpa sadar kita
membuang waktu hampir 1 atau 2 jam untuk penampilan kita yang hanya sekedar
mungkin 3 atau 4 jam ke depan yang kemudian luntur lagi.
Atau mungkin kita terlalu cuek juga dengan penampilan. Hahahhaa.
Hanya yang tidak disukai adalah ketika tiba-tiba menjudgment
penampilan seseorang. Saya terkadang tak suka dengan hal tersebut. Orang terburu-buru
menilai penampilan orang. Berupaya membuat sebuah joke atau mungkin
pendiskreditan atas penampilan seseorang. Ya, kalo memang kurang sopan sih
nggak masalah, akan tetapi ketika udah sopan dan kemudian masih aja tetap di-paido (bahasa jawa*red) kurang tahu saya apa bahasa Indonesia.
Intinya masih saja dikritik, atau mungkin dijelek-jelekkin.
Hahahaha, mungkin hanya sensitivitas masing-masing orang
lah. Nggak mungkin kita membuatnya rata.
Hanya intinya memang kadang apa kita berhak menjudge bahwa
itu baik atau buruk tanpa standar bahwa itu baik atau buruk. Sederhananya,
bisakah kita punya standar bahwa ini sopan atau tidak.
Begitulah manusia, terlalu banyak komentar dan kurang bisa
menilai diri sendiri.
No comments:
Post a Comment