Wednesday, November 6, 2013

Dans Le Noir

Mau tau artinya?
Itu adalah sebuah nama restoran yang berada di perancis yang kemudian membuka salah satu cabangnya di Manhattan. Restoran dengan sensasi yang luar biasa bagi yang pernah kesana.
Restoran ini adalah salah satu yang terkenal di perancis. Kenapa bisa demikian, karena restoran ini fully totally dark. And you know what it’s mean. It’s mean dark, and really dark.
Memang, disana tidak ada lampu sama sekali. Tidak ada cahaya. Dan memang begitulah disana. maksudnya no light in there.
Maksud dari dibuatnya restoran ini adalah  dengan sengaja untuk memberikan sensasi makan gelap-gelapan. Why? Karena kita tak tahu apa yang mungkin akan kita makan. Eh, bukan, tepatnya kita tidak tahu sensasi rasanya.
Kebanyakan dari kita takut dengan makanan karena sudah tahu bentuknya. Akan tetapi, disini mustahil indera penglihatan kita mampu melihat bentuk makanan itu sendiri. Menjadi sensasi tersendiri.
Misal kita sudah tahu bahwa itu cabe, tentunya yang nggak suka pedes akan cenderung menyingkirkan salah satu makanan tersebut. Dan juga ini menjadi salah satu solusi bagi yang phobia makanan.
Tapi apa yang unik di restoran ini. Restoran ala perancis ini ternyata memiliki suatu keunikan dibandingkan dengan yang lain.
Masyarakat normal akan cenderung tidak akan memperkerjakan orang cacat. Kenapa demikian, karena dianggap bukan orang normal. Mungkin begitu.
Akan tetapi disini, semua waitress di restoran ini ternyata cacat. Semua pelayan restoran disini adalah buta. Atau tepatnya tunanetra. Wooow sekali bukan, mungkin satu-satunya yang memperkerjakan orang buta ya.
Bagi saya mungkin adalah salah satu bentuk inovasi yang ingin membuat jurang sosial antara orang normal dan orang cacat berbeda. Dengan adanya restoran ini, menjadi kesempatan bahwa orang yang difabel pun punya kemampuan tersendiri untuk bisa hidup.
Patutnya secara tidak langsung saya harus berterima kasih kepada penggagas restoran ini. Saya belajar banyak. Tak harus menjadi normal untuk berkarya kan. Karena kita semua normal. Dan mampu.
Lalu apa yang membuat kita tidak mampu. Mungkin hanya tekad kita yang kurang terkepal dalam tangan. Cita-cita yang tak selalu menggantung dalam pikiran. Hati yang tak percaya pada Tuhan. Lalu kapan kita kuat untuk bercita-cita jika seperti itu.
Banyak kisah orang difabel yang mampu melakukan apapun. Nick Vujicic salah satunya. Tanpa tangan, tanpa kaki. Dan bisa menginspirasi orang di seluruh dunia. Mampu berenang, main bola, main golf. Tanpa tangan, dan tanpa kaki.
Mungkin setelah ini yang belum bisa berenang bisa malu. Anda punya banyak anggota badan yang lebih lengkap, masa kalah dengan yang difabel. Hanya tekad yang kuat, semangat yang terus membara yang membuatnya tetap untuk melanjutkan tujuannya.

No comments:

Post a Comment