hari ini, ketika penat saya masih begitu terasa. dan sepertinya masih sore hari tentunya. ya. memang hari ini saya tak begitu mengenal waktu. waktu seperti datang dan pergi. entah kenapa, sepertinya waktu begitu cepat berlalu dan tanpa terasa. kepenatan begitu kepenatan begitu saya rasakan. dan membuat saya begitu tidak menyadari hari ini dengan sunset yang begitu indah. ku hempaskan tubuh ini pada kasur busa yang selama setahun ini sudah menemani tidurku. sejenak ku berpikir, dan kemudian saya flashback kembali apa yang terjadi selama satu hari ini.
Ketika pagi hari tadi, saya sudah bangun dari lelap nya tidur. dan saya lihat semua masih gelap dan jarum jam memang baru menunjukkan pukul 3 pagi. saya ambil wudhu dan sholat malam sebagai ibadah dan pengingat saya. tapi kemudian, entah mengapa. karena hal itu saya tak bisa mengingat bagaimana Maha Besar nya Tuhan. saya lupa bagaimana harus bicara dengan-Nya. hingga saya bersujud tanpa bisa mengingat-Nya. dan saya itu hal yang biasa. dan saya anggap itu berlalu. tentunya bukan saya saja yang mengalaminya. saya yakin banyak orang juga mengalami hal seperti ini. mereka beribadah kepada Tuhan mereka tapi mereka bahkan tak mampu bicara bahkan sekedar mengingatnya apa yang mereka sujud'i. bagaimana bisa kita bersujud pada yang tidak tahu kita sujud'i.
Lalu saya kembali mengulas sholat subuh saya, sholat dzuhur saya, dan sholat ashar saya. semuanya memang sholat berjama'ah. karena saya biasa melakukannya. namun, setiap itu, saya tak pernah bisa bagaimana cara bicara pada Tuhan saya. dan pada kesempatan sore ini, saya sempatkan sejenak untuk berpikir dan melihat apa yang terjadi. saya melewati hari-hari yang panjang dengan penuh kesia-siaan.
hembusan nafas saya mengalun pelan dan hangat. dari itu saya berpikir, siapa yang menciptakan udara? siapa yang menciptakan hangat dan dingin? siapa yang menciptakan pikiran? siapa yang menciptakan pikiran? dan dibalik jawaban itu semua menuntun saya berpikir kembali.
pikiran saya kemudian beranjak menyesali hari ini tanpa pernah mengingat-Nya. dan tiba-tiba timbul rasa takut yang begitu dalam karena saya tak mampu bersyukur secara maksimal. saya sering menyelewengkan apa yang sudah diberikan. dan saya tidak menggunakannya untuk sebuah kebaikan. sungguh, saya tak mampu menahan air mata mengingat dosa-dosa yang menumpuk.
pelan-pelan, adzan maghrib berkumandang. terdengar jelas ke telinga saya panggilan tersebut. segera saya ambil air wudhu, dan melangkah ke masjid. saya niatkan kembali sholat saya untuk-Nya. kemudian pikiran saya mencoba untuk melayang. namun kembali saya mengingat betapa nikmat-Nya yang begitu banyak dan besar, dan bahkan saya tak mampu menghitungnya. saya coba renungi nikmat dan dosa saya. dan saya temukan bagaimana cara mengingat-Nya meski tak sempurna. bagaimana Tuhan memberi dan kita yang akan mempertanggungjawabkan. dan apakah kita siap untuk mempertanggungjawabkannya? pilihan yang seharusnya bisa dipikirkan oleh masing-masing dari anda semua.
"Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan" (Ar-Rahman ayat 13)
No comments:
Post a Comment